Sabtu, 16 Oktober 2021

Koneksi Antar Materi Modul 3.3_CGP Angkatan 2 Kab Malang_Idha Lukita Sanjaya

 


Koneksi antar materi adalah hubungan atau keterkaitan materi satu dengan materi lainya, pada tulisan kali ini saya akan membuat inti sari dari modul modul 3.3 “pengelolaan program berdampak pada murid” dan keterkaitannya dengan materi pada modul-modul sebelumnya menggunakan kalimat pemantik sebagai panduan, selamat membaca............

Ø  💗Hal-hal menarik yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan bagaimana benang merah yang bisa Anda tarik dari keterkaitan antar materi yang diberikan dalam modul 3.3?

 

Melihat berbagai macam bentuk program sekolah yang berdampak pada murid mulai dari perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan pelaporan yang diterapkan berdasarkan program tersebut

Mengulang kembali pendekatan berbasis kekuatan inkuiri apresiatif (IA) dengan tahapan BAGJA atau 5D

MELR

1) Montoring dan Evaluation

Monitoring adalah proses menghimpun informasi dan analisis internal dari sebuah proyek atau program. Evaluasi adalah sebuah penilaian retrospektif secara periodik pada satu proyek atau program yang telah selesai.

Terdapat 12 prinsip menjadi acuan atau pedoman pada kegiatan ini, yaitu

(1) mengapa perlu melakukan ME;

(2) menyetujui prinsip yang menjadi pedoman;

(3) menentukan program yang perlu dimonitor;

(4) menentukan siapa saja yang teribat;

(5) menentukan topik dan pertanyaan investigasi;

(6) mengklarifikasi sasaran, tujuan, aktivitas dan langkah untuk berubah;

Beberapa konsep penting yang menjadi kunci dalam strategi dan desain program atau proyek adalah:

Aim (dampak yang diinginkan);

Objective (tujuan; outcome yang diinginkan);

Output (hasil cepat yang diraih dari satu kegiatan);

Activities (kegiatan program atau kegiatan proyek);

Inputs (semua yang diperlukan selama melakukan kegiatan program atau proyek)

(7) mengidentifikasi informasi;

(8) memutuskan bagaimana informasi diperoleh;

(9) menilai kontribusi/ pengaruh yang diberikan;

(10) menganalisis dan menggunakan informasi;

(11) menjelaskan data;

(12) etika memproteksi data.

 

2) Pembelajaran (Learning)

Kegiatan pembelajaran (Learning) melalui empat tingkat model F yaitu: (1) Fact (Fakta): Catatan objektif tentang apa yang terjadi; (2) Feeling (Perasaan): Reaksi emosional terhadap situasi; (3) Finding (Temuan): Pembelajaran konkret yang dapat diambil dari situasi tersebut; (4) Future (Masa Depan): Menyusun pembelajaran digunakan di masa depan.

 

3) Laporan (Reporting)

Laporan adalah pesan yang disampaikan secara sistematis dan objektif yang digunakan untuk menyampaikan informasi dari satu bagian organisasi kepada bagian lain atau lembaga lain untuk membantu pengambilan keputusan atau memecahkan persoalan. Pembuatan laporan berdasarkan tujuan, fungsi dan strategi pelaporan.

 

Manajemen Risiko

Manajemen risiko adalah metode yang tersusun secara logis dan sistematis dari suatu rangkaian kegiatan; penetapan konteks, identifikasi,analisa, evaluasi, pengendalian serta komunikasi risiko.

Risiko merupakan sesuatu yang memiliki dampak terhadap pencapaian tujuan organisasi. Beberapa tipe risiko di lembaga pendidikan, meliputi:

Risiko Strategis merupakan risiko yang berpengaruh terhadap kemampuan organisasi mencapai tujuan

Risiko Keuangan merupakan risiko yang mungkin akan berakibat berkurangnya asset

Risiko operasional merupakan risiko yang berdampak pada kelangsungan proses manajemen

Risiko pemenuhan merupakan risiko yang berdampak pada kemampuan proses dan prosuderal internal untuk memenuhi hukum dan peraturan yang berlaku

Risiko Reputasi merupakan risiko yang berdampak pada reputasi dan merek Lembaga

Adapun tahapan manajemen risiko adalah sebagai berikut: (a) identifikasi jenis risiko; (b) pengukuran risiko; (c) melakukan strategi dalam pengendalian risiko; (d) melakukan evaluasi terus-menerus, maju dan berkelanjutan.

 

Dalam merencanakan sebuah program sekolah, langkah awal yang dilakukan adalah mampu mengidentifikasi bentuk-bentuk program yang berdampak pada murid. Kemudian mengidentifikasi tahapan membuat program, memahami proses perencanaan program sampai pelaporan program dengan menggunakan strategi Monitoring, Evaluasi, Learning dan Reporting (MELR) serta menerapkan manajemen resiko dari sebuah program.

 

Ø  💗Apakah kaitan antara pemetaan sumber daya dengan perencanaan program sekolah yang berdampak pada murid?

Dalam membuat sebuah perencanaan program sekolah yang berdampak pada murid, terlebih dahulu kita harus mengenal potensi dan kekuatan yang dimiliki oleh sekolah dalam hal ini berupa aset/ sumber daya. Melakukan identifikasi dan pemetaan terhadap aset/ sumber daya tersebut menggunakan pendekatan berbasis aset (asset based thingking) atau yang dikenal dengan pengembangan komunitas berbasis aset (PKBA) ke dalam 7 aset utama (modal manusia, modal sosial, modal fisik, modal lingkungan/alam, modal finansial, modal politik serta modal agama dan budaya). Selanjutnya tahapan perencanaan program sekolah yang berdampak pada murid menggunakan sebuah pendekatan Inkuiri Apresiatif (IA) yaitu tahapan BAGJA atau 5D sebagai panduan dalam pengelolaan program yang akan dibuat dan melakukan monitoring, evaluation, learning and reporting (MELR) serta mempertimbangkan manajemen risiko pada perencanaan progran yang berdampak pada murid.

 

Ø  💗Adakah materi dalam modul lain/paket modul lain yang berhubungan dengan materi dalam modul 3.3. ini? Jabarkanlah jika ada.

Modul 1.1 Filosofi Pendidikan KHD

Program sekolah yang berdampak pada murid sangat mendukung keterlaksananya tujuan pendidikan menurut KHD yaitu menuntun anak sesuai kodrat (kodrat alam dan zaman) dan mewujudkan program merdeka belajar

Modul 1.2 Nilai dan Peran Guru Penggerak

Sebagai guru penggerak untuk merencanakan program sekolah yang berdampak pada murid terlebih dahulu kita harus mengetahui nilai dan peran kita sebagai guru penggerak

Modul 1.3 Inkuiri Apresiati (Visi Guru Penggerak)

Perencanaan program sekolah yang berdampak pada murid haruslah memperhatikan tahapan BAGJA atau 5D dengan melihat potensi dan kekuatan yang dimiliki sekolah dan dikembangkan sesuai dengan visi sekolah

Modul 1.4 Budaya Positif

Budaya positif erat hubungannya dengan program sekolah yang berdampak pada murid karena budaya positif merupakan bagian dari program sekolah

Modul 2.1 Memenuhi kebutuhan belajar murid melalui pembelajaran berdiferensiasi

Pembelajaran berdiferensiasi dapat dikembangkan melalui aset yang dimiliki sekolah dan bersinergi dengan program sekolah yang berdampak pada murid

Modul 2.2 Pembelajaran sosial dan emosional

Untuk mewujudkan pengelolaan program yang berdampak pada murid tentu kita akan mengalami kendala, saat itulah penerapan pembelajaran sosial emosional ini perlu kita terapkan, dan pembelajaran sosial emosional untuk murid juga merupakan program yang berdampak pada murid

Modul 2.3 Choaching

Kegiatan Choacing dapat membuat murid melakukan metakognisi, dapat mengativasi kerja otak murid, membuat murid berpikir kritis dan mendalam sehingga menunjukan potensinya. Dari proses tersebut guru/ coach dapat memetakan kebutuhan belajar murid atau bahkan membuat pengelolaan program yang berdampak pada murid

Modul 3.1 Pengambilan Keputusan sebagai Pemimpin Pembelajaran

Sebagai pemimpin pembelajaran dalam membuat sebuah program yang berdampak pada murid kita sering menemukan sebuah dilema dalam mengambil keputusan, maka pedoman yang bisa kita gunakan adalah 4 paradigma, 3 prinsip adalah 9 langkah dan pengujian dan pengambilan keputusan

Modul 3.2 Pemimpin dalam pengelolaan sumber daya

Sebagai pemimpin pembelajaran kita dapat menyelesaikan berbagai tantangan pembelajaran dengan berfokus pada potensi/aset/sumber daya yang dimiliki yang telah terangkum dalam 7 aset utama yaitu modal manusia, modal sosial, modal fisik, modal lingkungan, modal finansial, modal politik, modal agama dan budaya. Dari aset-aset tersebut kita dapat mengelola program yang berdampak pada murid

Ø  💗Bagaimana kaitan dari semua materi tersebut dengan peran Anda sebagai guru penggerak?

Guru penggerak berperan sebagai pemimpin pembelajaran yang memiliki kewajiban untuk menuntun anak sesuai dengan kodratnya untuk mewujudkan merdeka belajar, memahami peran dan nilai yang kita miliki sebagai guru penggerak, dapat mengembangkan visi yang jelas mengenai murid yang memiliki profil pelajar pancasila, memahami budaya positif yang berpihak pada murid, dapat mengimplementasikan pembelajaran berdiferensiasi untuk mengakomodasi kebutuhan belajara murid yang berbeda, dapat mengelola emosi agar berpengaruh positif serta membiasakan pembelajaran sosial dan emosional dalam lingkup kelas, menggali dan memaksimalkan semua potensi dan kekuatan yang dimiliki murid dengan melakukan pemetaan terhadap murid dengan berbagai macam karakteristik dan keunikan yang mereka miliki, dapat mengambi keputusan berdasarkan prinsip pemimpin pembelajaran, dapat mengidentifikasi dan mendapatkan sumber daya dari berbagai sumber yang sah untuk menjalankan program sekolah, serta dapat terampil menganalisis data dan menerapkan tahapan program yang efektif yang berdampak pada murid.

Jumat, 01 Oktober 2021

Demontrasi Kontekstual -Pengambilan Keputusan sebagai pemimpin pembelajaran- Modul 3.1



Perkenalkan nama saya Idha Lukita Sanjaya, CGP Angkatan 2 Kabupaten Malang dengan Pendamping Praktik Ibu Maria Ulfa dan Fasilitatof Ibu Sri Subekti.

Tulisan kali ini berupa jurnal monolog yang saya lakukan dengan diri saya sendiri, semoga tulisan ini dapat menginspirasi pihak-pihak yang berkepentingan, selamat membaca.....

Guiding Questions :

1.     bagaimana anda akan mentransfer dan menerapkan pengetahuan yang anda dapatkan di Program guru penggerak di sekolah/lingkungan asal anda?

Untuk mentransfer dan menerapkan pengetahuan saya di guru penggerak tentunya saya akan menerapkan semua pengetahuan pada dari diri saya terlebih dahulu, baru setelah itu saya akan mengimbaskan pengetahuan guru penggerak pada rekan sejawat melalui wadah komunitas praktisi, tentu sebelum saya melakukan pentransferan pengetahuan terlebih dahulu saya harus menguji keputusan yang akan saya buat dengan 9 langkah pengujian dan pengambilan  keputusan yang didalamnya juga memuat 4 paradigma benar lawan salah dan juga 3 prinsip resolusi, setelah saya dapatkan hasil dari keputusan pengujian baru saya akan  berjalan pada tahap pentrasferan pengetahuan pada komunitas praktisi di sekolah.

2.    Apa langkah-langkah awal yang akan Anda lakukan untuk memulai mengambil keputusan berdasarkan pemimpin pembelajaran?

Langkah awal yang akan saya lakukan untuk memulai mengambil keputusan berdasarkan pemimpin pembelajaran adalah dengan mencermati terlebih dahulu kasus yang dihadapi apakah termasuk kasus dilema etika atau bujukan moral. Jika kasus yang dihadapi adalah dilema etika maka selanjutnya dengan menerapkan 9 langkah dalam pengujian dan pengambilan keputusan diantaranya mengenali nilai-nilai yang saling bertentangan; menentukan siapa yang terlibat dalam situasi; mengumpulkan fakta-fakta yang relevan; pengujian benar atau salah (uji legal, uji regulasi, uji intuisi, uji publikasi dan uji panutan); pengujian paradigma benar lawan benar; melakukan prinsip resolusi; investigasi opsi trilema, buat keputusan serta lihat lagi keputusan dan refleksikan

3.    Mulai kapan Anda akan menerapkan langkah-langkah tersebut, hari ini, besok, minggu depan, hari apa? Catat rencana Anda, sehingga Anda tidak lupa.

Saat ada kasus/permasalahan yang sedang saya alami, ketika saya menghadapi kasus dilema etika maka saya akan secepat mungkin dalam menerapkan 9 langkah pengujian dan pengambilan keputusan tersebut untuk menghindari adanya permasalahan baru serta tidak mengambil resiko dalam membuat keputusan yang selanjutnya keputusan tersebut dapat dipertanggung jawabkan dan mendasar pada nilai-nilai kebajikan

4.    Siapa yang akan menjadi pendamping Anda, dalam menjalankan pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran? Seseorang yang akan menjadi teman diskusi Anda untuk menentukan apakah langkah-langkah yang Anda ambil telah tepat dan efektif.

Dalam menjalankan pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran tidak dapat dilakukan dan diputuskan sendiri namun adanya komunitas praktisi sebagai bentuk untuk saling berbagi masukan dan saran terkait pengambilan keputusan sehingga nantinya keputusan yang telah diuji dan dibuat tersebut lebih tepat dan efektif serta dapat dipertanggungjawabkan selain komunitas praktisi sebagai pendukung lain juga Kepala Sekolah sebagai pemangku kebijakan yang akan menjadi penguat keputusan yang telah saya ambil.

Demikian jurnal molog saya yang singkat, semoga bermanfaat

"Sukses sendiri itu tidak keren, tapi Sukses bersama itu baru keren"

Salam Dan Bahagia

Salam Guru Penggerak

Kamis, 24 Juni 2021

PGP Angkatan 2 Kabupaten Malang_Idha Lukita Sanjaya_Modul 1.1_Aksi Nyata

 AKSI NYATA 1.1

Regulasi Kurikulum pada Kegiatan Pembelajaran

A. Latar Belakang

Pendidikan Anak Usia Dini adalah jenjang sebelum jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya untuk menuntun kodrat anak dari sejak lahir sampai usia 6 tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasukipendidikan lebih lanjut.

perkembangan pengetahuan dan teknologi mempengaruhi perkembangan dalam pola pikir pendidikan, sebagaiman pemikiran Ki Hajar Dewantara mengatakan bahwa budaya itu akan terus mengalami perubahan sesuai kodrat zaman dan kodrat alam. Pendidikan di Taman Kanak - Kanak Muslimat NU 2 juga sudah seharusnya mengikuti perkembangan pengetahuan dan kebudayaan masyarakat dengan menyajikan pendidikan yang lebih "ngemong" menuntun peserta didik untuk menemukan kodrat yang ada dalam dirinya dengan memberi rangsangan pendidikan yang merdeka tanpa harus merampas hak anak untuk bahagia sehingga dapat melahirkan generasi-genarasi baru yang dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya.

B. Diskripsi Aksi Nyata

Sebagai bentuk perwujudan latar belakang diatas maka saya melakukan regulasi kurikulum yang ada di lembaga. Regulasi kurikulum di titik beratkan kepada kegiatan pembelajaran dan cara penyajianya dengan menuntun anak untuk menemukan kodrat yang ada di dalam dirinya sehingga anak merasa merdeka dalam mengekplor kemampuanya dengan menyesuaikan kodrat zaman kekinian dan kodrat alam yang ada di lingkungan kami. Regulasi ini tentu tidak dapat terwujud tanpa berkolaborasi dengan pemangku kepentingan, sehingga sesegera mungkin saya menyampaiakan gagasan tersebut kepada kepala sekolah dan sangat di sambut baik gagasan tersebut sehingga kepala sekolah memfasilitasi saya untuk berkolaborasi dengan teman sejawat dan menyampaikan gagasan tersebut untuk merubah secara keseluruhan Program Tahunan, Program Semester, Rencana Pelaksanaan pembelajaran Mingguan dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian dengan menyajikan kegiatan pembelajaran yang lebih berpusat pada siswa dan kegiatan pembelajaran yang dapat mengekspolasi kemampuan siswa sesuai kodrat yang dimilikinnya dengan menyesuaikan dengan kodrat zaman globalisasi dan mengeksplor lingkungan yang ada di sekitar kami serta menanamkan profil pelajar pancasila sebagai cover siswa TK Muslimat NU 2

C. Hasil Aksi Nyata

setelah menyampaikan gagasan tersebut teman-teman sejawat menyambut dengan antusias dan bekerjasama untuk mewujudkan regulasi kurikulum, adapun hasil yang dicapai sebagai berikut :

1.  Penyamaan Visi Misi Pendidik sebagai "penuntun" bagi peserta didik

2. Peserta didik di berikan kebebasan dalam bereksplorasi untuk menemukan kodrat yang ada pada dirinya sesuai kodrat alam dan kodrat zaman

3. Penanaman Profil Pelajar Pancasila sebagai Cover siswa-siswi TK Muslimat NU 2

4. Tercapainya regulasi kurikulum dengan mengubah PROTA, PROMES, RPPM dan RPPH  dengan penyajian kegiatan pembelajaran yang yang mengaplikasikan poin 1,2,dan 3 .

D. Pembelajaran Yang Didapat Dari Pelaksanaan

Pembelajaran yang saya dapatkandalam program ini adalah adanya kesamaan Visi dan Misi dari rekan sejawat untuk memberikan pelayanan yang lebih baik kepada peserta didik. adapun kendala yang kami alami untuk mewujudkan program ini adalah :

1. Sulitnya memilih Tema dan Sub Tema yang sesuai dengan kodrat alam/lingkungan kami dan kodrat zaman

2. Sulitnya menemukan macam-macam kegiatan pembelajaran yang akan di sajikan sebagai bentuk pengaplikasian Student center dalam menemukan kodratnya dan perwujudan profil pelajar pancasila

Selanjutnya kekuatan yang menjadikan keberhasilan pada aksi nyata ini adalaah :

1. Adanya dukungan penuh dari kepala sekolah dalam melaksanakan program aksi nyata

2. Kekompakan dan saling memberikan motivasi dari teman sejawat untuk mengaplikasikan regulasi Kurukulum yang menitik beratkan kepada kegiatan pembelajaran dan cara menyajikanya, sehingga kendala-kendaya yang kami alami dapat di lalui bersama.

E. Rencana Perbaikan Dimasa Mendatang

setelah melaksanakan program aksi nyata pada modul 1.1, saya mencoba merefleksi diri dan merefleksi kegiatan pembelajaran yang harus saya lakukan dimasa mendatang, hal ini penting saya lakukan untuk meminimalisir kegagalan dan hambatan serta meningkatkan kekuatan agar bisa tercapai keberhasilan sesuai dengan tujuan. acapun permbaikan yang saya lakukan dimasa mendatang yaitu :

1. Selalu mengupdate informasi terbaru

2. Mengikuti pelatihan peningkatan kapasitas pendidik

3. selalu berkolaborasi dengan kepala sekolah, teman sejawat, dan lingkungan sekitar

F. Dokumentasi Proses dan Hasil Pelaksanaan

Dokumentasi proses dan hasil pelaksanaan dapat di akses melalui link https://youtu.be/Y5mTpLmr_So

Selasa, 01 Juni 2021

PGP Angkatan 2 Kabupaten Malang-Idha Lukita Sanjaya- Modul 1.2-Aksi Nyata

 

AKSI NYATA MODUL 1.2


A.   Latar Belakang

Pendidikan Guru penggerak  pada modul 1.2 secara umum diharapkan mampu mengartikulasikan nila-nilai dari guru penggerak dalam membangun identitas nasional dan memberdayakan komunitasnya, memahami dan menunjukan kesediaan untuk mempraktikan peran Guru penggerak, menerapkan prinsip-prinsip pengembangan dalam menggerakan komunitas.

Secara khusus setelah menyelesaikan modul 1.2, peserta diharapkan dapat menjadi guru penggerak yang mampu merumuskan nilai-nilai diri yang selaras dengan upaya penumbuhan murid merdeka, mampu membuat rencana perubahan diri yang akan mendukung penguatan nilai dan peran sebagai seorang guru penggerak, menginternalisasi nilai-nilai diri dan peranya sebagai guru penggerak untuk mewujudkan komunitas pembelajar sepanjang hayat yang positif dan merdeka.

Dari capain yang diharapkan diatas menjadikan latar belakang pembuatan program aksi nyata pada modul 1.2 tentang peran dan nilai dari guru penggerak.

B.   Deskripsi Aksi Nyata

Sebelum pembahasan aksi nyata pada modul 1.2 di bahas lebih lanjut, kita tengok  aksi nyata pada modul 1.1 dalam penerapan pemikiran Ki Hajar Dewantara,  Pada modul 1.1 fokus bahasan saya menitik beratkan pada perubahan kegiatan pembelajaran dan penyajianya atau lebih kepada program kegiatan pada rencana pelaksanaan pembelajaran serta pengaplikasian profil pelajar pancasila, sedangkan pada modul 1.2 masih ada hubunganya dengan modul 1.1 tetapi lebih menonjolkan pada Proses program kegiatan pada rencana pelaksanaan pembelajaran.

Sebagaimana nilai yang harus dimiliki oleh guru penggerak adalah mandiri, reflektif, kolaboratif, inovatif dan berpihak kepada murid. Pengaplikasian dari nilai-nilai tersebut langkah awal dari nilai mandiri yang saya lakukan adalah mencetuskan ragulasi kurikulum untuk mengubah kegiatan pembelajaran yang lebih mengeksplorasi kodrat anak sesuai kodrat zaman dan kodrat alam dan guru sebagai penutun sesuai dengan pemikiran Ki Hajar Dewantara, ide regulasi kurikulum pada kegiatan pembelajaran ini muncul setelah mempelajari modul 1.1 dan melihat kebelakang pada kegiatan pembelajaran yang telah kami lakukan selama ini, pengalaman dan proses yang kami lalui selama ini serta program pendidikan guru penggerak menjadikan acuan dari tindak lanjut dalam penyajian kegiatan pembelajaran selanjutnya sebagai bentuk reflektif,  ide regulasi kurikulum pada kegiatan pembelajaran dan penyajianya diajukan kepada kepala sekolah yang disambut dengan baik dan difasilitasi untuk berkolaborasi dengan teman sejawat dalam merencanakan Program Pembelajaran, pada saat berkolaborasi dalam menentukan  program kegiatan pembelajaran banyak gagasan-gagasan yang muncul baik dari saya ataupun rekan-rekan sejawat, kami berinovasi untuk mengemas kegiatan program pembelajaran secara apik dan menarik serta merdeka, selain itu program-program kegiatan pembelajara tersebuat dibuat dengan melihat kebutuhan murid sebagai bentuk apresiasi berpihak kepada murid.

    Selain Nilai dari guru penggerak, guru penggerak juga mempunyai peran antara lain, guru penggerak harus mampu memimpin pembelajaran, memimpin pembelajaran yang dimaksud adalah memimpin perencanaan pelaksanaan dan proses pembelajaran yang berpusat pada murid, memimpin upaya pembangunan lingkungan belajar yang berpusat pada murid, memimpin perbaiakan kualitas proses belajar yang berpusat pada murid sebagai bentuk aksi nyatanya terjadi pada saat menentukan program kegiatan pembelajaran. Guru penggerak berperan menggerakan komunitas praktisi antara lain berpartisipasi aktif dalam organisasi profesi kepemimpian sekolah ataupun komunitas lain , mengadaptasi praktik baik dari kegiatan organisasi organisasi profesi kepemimpian sekolah ataupun komunitas lain , berbagi praktik baik dalam kegiatan organisasi organisasi profesi kepemimpian sekolah ataupun komunitas lain, dan mengembangkan kapasitas organisasi organisasi profesi kepemimpian sekolah ataupun komunitas lain dalam mendukung pengembangan karir aksi nyata pada peran ini disaat saya berpartisipasi aktif pada komunitas guru penggerak serta berbagi pengetahuan pada komunitas sekalah di lembaga saya. Guru penggerak memiliki peran menjadi Coach bagi guru lain atau menjadi mentor bagi guru lain terkait pengembangan pembelajaran di sekolah dan tentunya sebagai coach guru penggerak harus mampu memantau perkembangan dari rekan guru lain aksi nyata pada peran tersebut tampak disaat saya menjadi coach bagi guru di lembaga saya dalam memaparkan pemikiran-pemikiran Ki Hajar Dewantara kemudian menyesuaikannya pada program kegiatan pembelajaran yang kami rancang . Guru penggerak memiliki peran untuk mendorong kolaborasi antar guru, dimana seorang guru penggerak mampu membuka ruang diskusi yang positif dan dapat berkolaborasi dengan guru  dan pemangku kepentingan baik di dalam lingkungan sekolah atapun di luar lingkungan sekolah aksi nyata ini tampak disaat kita berkolaborasi dalam menentukan program-program kegiatan pembelajaran. Dan yang terakhir seorang guru penggerak memiliki peran untuk mewujudkan kepemimpinan murid sehingga murid dapat mandiri dalam belajar, mampu memunculkan motivasi murid untuk belajar serta mendidik karakter murid di sekolah aksi nyata dari peran ini tampak dari program-program kegiatan yang telah kami buat yang menitik beratkan kepada pengeksplorasian terhadap kemampuan diri peserta didik sesuai kodrat alam dan kodrat zaman dan menerapkan profil pelajar pancasila.

C. Hasil dari Aksi Nyata

Setelah saya melaksanakan rancangan aksi nyata pada modul 1.2. ini ternyata bisa mencapai keberhasilan sesuai yang saya harapkan. Adapun hasil dari aksi nyata yaitu sebagai berikut:

1.    Menginternalisasi nilai-nilai diri Guru Penggerak

2.    Menginternalisasi peran-peran guru penggerak

D. Pembelajaran Yang Didapat Dari Pelaksanaan

Pembelajaran yang saya dapatkan dalam program ini adalah adanya kesamaan visi dan misi untuk memberikan pelayanan kepada peserta didik yang lebih baik, adapun kendala yang kami alami antara lain :

1.   Sulitnya memunculkan gagasan kegiatan pembelajaran yang lebih inovatif dapat mengeksplor anak untuk mencapai merdeka belajar yang dapat mengeksplor kemampuan anak sesuai kodratnya dan memasukan profil pelajar pancasila dalam kegiatan pembelajaran

2.   Keterbatasan dalam merefleksi kegagalan kegiatan pembelajaran selama ini

Selanjutnya kekuatan yang bisa menjadikan keberhasilan pada aksi nyata ini yaitu sebagai berikut:

1.    Adanya dukungan dari Kepala Sekolah dalam pelaksanaan program aksi nyata.

2.    Kekompakan dalam berkolaborasi antara guru penggerak dengan kepala sekolah dan teman sejawat dalam mewujudkan program pendidikan yang lebih baik

3.    Pantang menyerah antara guru penggerak dan teman sejawat untuk menuntaskan program kegiatan pembelajaran yang akan di sajikan pada tahun pelajaran 2021/2022

E. Rencana Perbaikan Untuk Pelaksanaan Di Masa Mendatang

Setelah melaksanakan program aksi nyata pada modul 1.1 ini, saya mencoba merefleksi diri dan refleksi kegiatan tentang perbaikan yang harus saya lakukan di masa mendatang. Hal ini penting demi meminimalisir kegagalan dan hambatan serta meningkatkan kekuatan agar bisa tercapai keberhasilan yang sesuai tujuan dan tolak ukur. Adapun perbaikan yang akan saya lakukan di masa mendatang yaitu:

1.   Selalu mengupdate informasi terbaru, sehingga tidak sampai tertinggal informasi

2.   Mengikuti pelatihan peningkatan kapasitas pendidik

3.   Pantang menyerah dalam berproses

4.   Menjadikan anak didik sebagai sumber inspirasi

5.   Berkolaborasi dengan pemangku kepentingan

6.   Pengaplikasian terhadap program yang kita miliki

 

F.  Dokumentasi Proses Dan Hasil Pelaksanaan

Pengajuan Regulasi Kurikulum pada Kegiatan pembelajaran dan penyajianya kepada Kepala Sekolah TK MUSLIMAT NU 2


Kegiatan Diskusi dalam pengaplikasian Regulasi Kurikulum pada Kegiatan Pembelajaran

 





Proses Pengerjaan Program Kegiatan Pembelajaran sesuai Kelompok Usia

Kelompok 4-5 Tahun




Kelompok 5-6 Tahun



Testimoni Kepala Sekolah TK Musimat NU 2



 contoh perubahan kegiatan pembelajaran yang telah kami lakukan







 

 

 

 

 

 

 

Senin, 31 Mei 2021

Modul 1.2.a.9 Koneksi Antar Materi_Nilai dan Peran Guru Penggerak

 









CATATAN SEORANG GURU PENGGERAK

Guru pengggerak merupakan mantra yang dapat mengubah pendidikan di negeri ini, bagaimana tidak di katakan mantra jika dalam diri guru penggerak memiliki nilai-nilai yang mampu menggerakkan pendidikan di negri kita tercinta ini dengan kekuatan guru penggerak yang selalu di mulai dari dirinya sendiri, memotivasi dirinya sendiri dan bertanggung jawab atas dirinya serta mampu membuat perubahan pada lingkungan sekitar (Mandiri) , guru penggerak memiliki nilai Refleksi, memaknai pengalaman serta proses yang telah dialaminya kemudian mengevaluasinya sebagai panduan untuk melangkah kedepannya, guru penggerak memiliki nilai Kolaboratif, selalu menjalin kerjasama dengan pemangku kepentingan baik dari warga sekolah atau luar lingkungan sekolah untuk mengembangkan sekolah yang berdampak terhadap siswa guna tercapainya tujuan pembelajaran serta profil pelajar pancasila,  guru penggerak memiliki nilai Inovatif, senantiasa dapat memunculkan gagasan-gagasan baru yang tepat guna sesuai kodrat alam dan kodrat zaman, guru penggerak selalu berpihak kepada murid, menjadikan murid sebagai kiblatnya dalam mengambil keputusan dan tindakan yang  dibutuhkan oleh murid.

Guru penggerak memiliki peran penting dalam pengembangan pendidikan, guru penggerak harus mampu memimpin pembelajaran, memimpin pembelajaran yang dimaksud adalah memimpin perencanaan pelaksanaan dan proses pembelajaran yang berpusat pada murid, memimpin upaya pembangunan lingkungan belajar yang berpusat pada murid, memimpin perbaiakan kualitas proses belajar yang berpusat pada murid. Guru penggerak berperan menggerakan komunitas praktisi antara lain berpartisipasi aktif dalam organisasi profesi kepemimpian sekolah ataupun komunitas lain, mengadaptasi praktik baik dari kegiatan organisasi organisasi profesi kepemimpian sekolah ataupun komunitas lain , berbagi praktik baik dalam kegiatan organisasi organisasi profesi kepemimpian sekolah ataupun komunitas lain, dan mengembangkan kapasitas organisasi organisasi profesi kepemimpian sekolah ataupun komunitas lain dalam mendukung pengembangan karir. Guru penggerak memiliki peran menjadi Coach bagi guru lain atau menjadi mentor bagi guru lain terkait pengembangan pembelajaran di sekolah dan tentunya sebagai coach guru penggerak harus mampu memantau perkembangan dari rekan guru lain. Guru penggerak memiliki peran untuk mendorong kolaborasi antar guru, dimana seorang guru penggerak mampu membuka ruang diskusi yang positif dan dapat berkolaborasi dengan guru  dan pemangku kepentingan baik di dalam lingkungan sekolah atapun di luar lingkungan sekolah. Dan yang terakhir seorang guru penggerak memiliki peran untuk mewujudkan kepemimpinan murid sehingga murid dapat mandiri dalam belajar, mampu memunculkan motivasi murid untuk belajar serta mendidik karakter murid di sekolah.

Dari nilai dan peran guru penggerak yang telah saya paparkan diatas memiliki keterkaitan dengan filosofi Ki Hajar Dewantara, yang paling sering sekali kita dengar adalah semboyan ing ngarsa sung tuladha,ing madya mangun karsa, tutwuri handayani yang memiliki arti di depan memberi contoh, di tengah sebagai pelopor dan di belakang memberi dorongan, dari makna tersebut sangat relevan dengan peran dari guru penggerak. Pemikiran Ki Hajar Dewantara mengenai seorang pendidik memiliki arti sebagai “penuntun” yang menuntun anak menemukan kodrat dirinya yang di sesuaikan dengan kodrat alam dan kodrat zamanya serta seorang pendidik haruslah menghamba kepada anak, pemikiran ini sangat sesuai dengan nilai-nilai guru penggerak, jadi sangat nampak erat hubungannya antara peran, nilai dari guru penggerak dengan filosofi Ki Hajar Dewantara.



Saya adalah salah satu pendidik di lembaga pendidikan TK MUSLIMAT NU 2 yang berada di kecamatan Singosari kabupaten Malang profinsi Jawa Timur dan sedang mengikuti Pendidikan Guru Penggerak, harapan saya nantinya saya mampu menjadi matahari cinta bagi peserta didik di TK Muslimat NU 2 dan lingkungan sekolah saya yang menyinari peserta didik dan lingkungan sekolah dengan penuh cahaya cinta dengan menerapkan nilai dan  peran guru penggerak serta mengaplikasikan pemikiran Ki Hajar Dewantara dan mewujudkan profil pelajar pancasila, untuk mencapai hal tersebut tentu ada strategi yang harus saya lakukan antara lain :

1.       Selalu mengupdate informasi terbaru, sehingga tidak sampai tertinggal informasi

2.       Mengikuti pelatihan peningkatan kapasitas pendidik

3.       Pantang menyerah dalam berproses

4.       Menjadikan anak didik sebagai sumber inspirasi

5.       Berkolaborasi dengan pemangku kepentingan

6.       Pengaplikasian terhadap program yang dimiliki

 

Semua gambaran diatas tidak akan tercapai, berhasil dan sukses tanpa adanya pihak-pihak yang mendukung antara lain fasilitator dan pengajar praktik yang membimbing saya dalam mengenali nilai dan peran saya sebagai guru penggerak dan menggalinya, kepala sekolah yang selalu mendukung, memotivasi dan memfasilitasi setiap program yang telah saya ajukan, rekan sejawat yang ikut berpartisipasi aktif dalam pengaplikasian program-program yang saya sajikan, murid sebagai penerima kebijakan dan orang tua yang selalu mendukung setiap kebijakan sekolah.

Demikianlah catatan kecil ini di buat guna memenuhi tugas Pendidikan guru Penggerak modul 1.2.a.9 Koneksi antar materi_Nilai dan Peran Guru Penggerak.